Dalam kehidupan sehari-hari, emosi sering di biaskan oleh persepsi gender. “wanita seringkali terlalu emosional”, merupakan keluhan yang sering kali dinyatakan oleh pria. “Pria terlalu kaku”, merupakan jawaban yang seringkali dinyatakan oleh wanita dalam merespon emosi pria.
Apakah
arti yang sebenarnya? Apakah emosi memiliki bias gender? Hanya terdapat
sedikit bukti yang meyakinkan bahwa emosi memiliki bias gender, dimana
salah satu jenis kelamin lebih emosional dari pada yang lain, termasuk
emosi marah, khawatir, senang, malu, cemas, cemburu, sayang atau sedih.
Namun,
orang akan melihat sesuai apa yang diharapkan untuk ia lihat, dan
stereotip dapat mengarahkan harapan mereka. Sebagai contoh, ekspresi
marah dan ekspresi sedih pada wanita merupakan ekspresi yang sesuai
dengan norma sosial. Sebaliknya, kita kesulitan mengenali kesedihan yang
ditunjukkan oleh pria dan kemarahan yang ditunjukkan oleh wanita.
Bahkan ekspresi marah pada wanita biasa ditunjukkan dalam bentuk ambigu,
seringkali dianggap sebagai campuran dari rasa marah dan sedih.
Saat
wanita secara tidak sengaja mengekspresikan kemarahan mereka, banyak
orang akan mempersepsikan kemarahan tersebut dengan intensitas yang
lebih tinggi dibandingkan dengan saat pria melakukan hal yang sama.
Pada sebuah penelitian, para partisipan diminta